EKONOMI MIKRO
OLEH IZZA MAFUAH
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Alfred Marshal dalam
buku Principles of Economies “Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang
ekonomi tentang umat manusia dalam kehidupan sehari – hari”. Secara lebih
mendetail, ilmu ekonomi diartikan sebagai studi tentang bagaimana
masyarakat baik individu atau secara bersama – sama mengelola sumber daya
yang terbatas atau langka sementara kebutuhan tidak terbatas. Sehingga
sebenarnya elmu ekonomi akan mempelajari bagaimana individu –
individu membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, apa saja yang harus dibeli berdasarkan
scala preferensi yang dimilikinya, bagaimana mereka menabung dan seberapa
banyak yang harus disisihkan untuk menabung. Secara integral ilmu ekonomi
juga melihat pergerakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat adanya
usaha – usaha yang dilakukan oleh individu – individu pelaku ekonomi,
bagaimana kebijakan yang seharusnya diterapkan agar kegiatan ekonomi bisa
berjalan dengan lancar, adil dan mengacu pada win – win solution.
Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas,
maka terdapat beberapa alasan mengepa kita perlu mempelajari ilmu
ekonomi. Yaitu
1.
Ilmu ekonomi
akan membantu memahami dunia nyata. Ada beberapa pertanyaan mengenai perekonomian yang mungkin
membangkitkan rasa keingintahuan misalnya tempat kost sulit di cari di Solo
pada periode tertentu ?, Mengapa biaya penerbangan berkurang untuk
pembelian tiket terusan ( pulang-pergi ) ?, Mengapa Marcela Yalianti
dibayar begitu mahal untuk iklan yang dia bintangi ?, Mengapa biaya hidup
di Jakarta lebih tinggi dibandingkan di Jogjakarta ? dan sebagainya
2.
Ilmu ekonomi akan
membantu seseorang menjadi pelaku ekonomi yang lihai dalam perekonomian. Karena dalam kehidupan kita akan banyak
membuat keputusan ekonomi. Mahasiswa memilih jurusan dan program studi juga
dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti biaya hidup , akan bekerja di
bidang apa? Berapa banyak biaya untuk dikonsumsi, berapa banyak yang
ditabung, diwujudkan dalam bentuk apa investasi yang akan ditanam ? Kalau
seseorang memutuskan untuk mempunyai usaha sendiri, bagaimana cara
mengelola usaha tersebut ? Sampai dengan bagaimana seseorang menjadi begitu
kaya sementara yang lain tidak ?
3.
Ilmu ekonomi
akan membantu pemahaman mengenai keterbatasan kebijakan ekonomi, potensi
dan akibat yang akan terjadi dengan adanya kebijakan tersebut Bagaimana perpajakan dan defisit anggaran
pemerintah mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Bagaimana
kebijakan perekonomian akan menentukan masyarakat suatu negara memilih
seorang presiden ? Misalnya Kasus di Amerika Serikat pada pemilihan
presiden. Dalam kondisi Surplus anggaran pendapatan, Bush memilih kebijakan
pemotongan pajak yang kemudian populer di kalangan pengusaha, Sementara Al
Gore memilih kebijakan subsidi dan pemberian tunjangan sehingga populer di
kalangan kaum miskin.
Setelah kita mengetahui alasan mempelajari ilmu
ekonomi, maka terlihat jelas bahwa setiap kegiatan ekonomis membutuhkan
pembuatan keputusan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Terdapat 10
prinsip dalam pembuatan keputusan dan perekonomian yaitu :
1.
Terdapat Trade Off ( Pilihan ). Yang
mendasari adalah skala prioritas yang dipilih, masing – masing pilihan akan
membawa opportunity cost, pilihan antara bekerja dan sekolah, pilihan
antara membeli sepatu dengan baju dan sebagainya. Trade off yang terbesar
dalam ekonomi secara global adalah pilihan antara Effisiensi dan Equity. Efisiensi
adalah kondisi ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh hasil atau
manfaat yang maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimilikinya Sementara Equity
adalah kondisi ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau terdistribusikan
secara adil di antara segenap anggota masyarakat.
2.
Biaya adalah
apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu. Biaya ini mengikuti pilihan yang diambil dan sering disebut
sebagai Biaya Opportunity apa saja yang harus
dikorbankan atau dikeluarkan untuk memperoleh sesuatu.
3.
Orang rasional
berpikir secara bertahap. Dalam
pelaksanaan keputusan sering dilakukan penyesuaian – penyesuaian atau
perubahan – perubahan marginal. Keputusan managerial yang dilakukan oleh
perusahaan juga menggunakan prinsip ini di mana evaluasi selama masa
pelaksanaan rencana – rencana ekonomi selalu dilakukan seiring pencapaian
tujuan yang diinginkan. Misalnya dalam kasus yang dialami oleh Sunsilk sebagai
Leader Market industri shampo akhirnya merubah strategi pemasaran karena
dikalahkan oleh Biuti, Dengan perubahan pola pemasatan maka
Sunsilk bisa kembali menjadi Leader Market. kemudian kasus pasta gigi Prodent yang
akhirnya lenyap dari pasaran karena kesalahan dalam evaluasi pemasaran.
Tujuan yang diinginkan
Identifikasi masalah yang ada
Alternatif keputusan
Faktor internal Faktor Eksternal
Pengambilan keputusan
Pelaksanaan
Evaluasi
Di sini setiap pelaku ekonomi baik perseorangan maupun secara kelompok
(perusahaan ) harus memahami skema pengambilan keputusan sebagai berikut
4.
Setiap orang bereaksi terhadap
Insentif. Insentif mendorong seseorang untuk bekerja secara lebih giat.
Pemilihan antara leisure ( liburan ) dengan Kerja sangat terpengaruh oleh
adanya insentif.
5.
Perdagangan
Dapat Menguntungkan Semua Pihak. Perdagangan didasari
oleh Absolut Advantage, Comperatif Advantage dan Competitif Advantage.Melalui perdagangan diharapkan harga suatu
barang akan lebih murah bila dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi
barang sendiri.
6.
Pasar adalah
Wahana untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi.Dalam perekonomian pasar ( market economy ), keputusan
ditentukan oleh tarik menarik atau bargaining power antara permintaan dan
penawaran. Namun faktor pemerintah juga mempengaruhi sebagai invisible
hand dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Misalnya kebijakan
di bidang Fiskal dan Moneter, pemberian subsidi atau pengenaan pajak.
7.
Pemerintah Ada
kalanya Dapat memperbaiki Hasil – Hasil mekanisme Pasar. Kegagalan pasar ( Market Failure
) adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumber daya
secara efisien. Salah satu penyebab kegagalan pasar adalah Externalitas yaitu
dampak suatu tindakan suatu pihak kepada pihak yang lain. Misalnya
eksternalitas kaitannya dengan polusi, pembangunan jalan atau perumahan
yang merusak ekosistem dan sosial budaya masyarakat. Hal ini kemudian
menyebabkan munculnya ISO 14000 bagi perusahaan . Eksternatilitas bisa
bersifat positif maupun negatif. Misalnya pembangunan Waduk Kedung Ombo.
Sebab lain kegagalan pasar adalah Kuasa Pasar(Market Power) Hal
ini merujuk pada kemampuan seseorang atau sekelompok orang/ usaha untuk
mempengaruhi perekonomian dan harga. Misal kasus Boycoot pada
awal tahun 1900an. Kuasa Pasar ini sering didominasi oleh pemerintah
sebagai invisible hand dengan berbagai keputusan yang ditetapkan.
8.
Standart Hidup
Suatu Negara Tergantung pada kemampuannya Memproduksi Barang dan Jasa. Hal ini berkaitan erat denganProductivitas. Semakin
banyak barang dan jasa yang dihasilkan akan menyebabkan semakin tinggi
perputaran mata uang yang terjadi sehingga harga akan meningkat. Pada
posisi harga yang meningkat maka biaya hidup akan bertambah. Misalnya
Perbandingan antara Jakarta & Jogjakarta, perputaran mata uang atau
velocitynya lebih tinggi.
9.
Harga – Harga
Meningkat Jika pemerintah Mencetak Uang. Hal ini disebut dengan Inflasi yaitu suatu kondisi di
mana harga-harga meningkat secara keseluruhan dalam sebuah perekonomian. Inflasi
sering diikuti oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun Inflasi juga
dibutuhkan dalam Perekonomian yaitu inflasi yang rendah dan terkendali.
10.
Masyarakat
menghadapi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Kebijakan dalam menghadapi inflasi dan
pengangguran merupakan pilihan yang sulit. Ketika pemerintah menekan laju
inflasi, pada saat yang sama pengangguran akan bertambah. Trade off ini
biasanya disebut dengan Kurva Philips, mengambil nama ekonom
yang pertama menelaah trade off antara inflasi dan pengangguran.
Dalam pembuatan Keputusan, dihadapkan dengan
Analisis Positif vs Normatif. Analisis Positif adalah
manakala pernyataan mencoba untuk menjelaskan dunia sebagaimana adanya
sementara Analisis Normatif mencoba menunjukkan bagaimana dunia ini
seharusnya. Dengan adanya pertentangan tersebut maka selalu dicoba
untuk mengusahakan adanya Win-Win Solution.
Ekonomi mulai dianggap sebagai suatu disiplin
ilmu setelah terbitnya buku“The Wealth of Nations”, pada
tahun 1776 oleh Adam Smith. Selama berabad – abad Ilmu Ekonomi mengalami
banyak sekali kemajuan sampai kemudian munculnya buku “ The
General Theory Of Employment, Interest And Money “yang ditulis oleh
John Maynard Keynes pada tahun 1936.
Ilmu ekonomi merupakan gabungan antara ilmu dan
seni, dipelajari dengan berbagai alasan, yaitu untuk memahami berbagai
permasalahan yang dihapadi oleh masyarakat dan rumah tangga; untuk membantu
pemerintah negara berkembang maupun negara maju dalam menunjang pertumbuhan
dan meningkatkan kualitas hidup, serta menghindari timbulnya depresi dan
inflasi; untuk menganalisis dan mengubah ketidakmerataan distribusi
pembangunan dan hasil – hasilnya serta pemerataan berbagai kesempatan
berusaha.
Definisi
Terdapat banyak
pengertian dan definisi mengenai ilmu ekonomi yang mudah untuk dimengerti,
antara lain :
1.
Studi tentang kegiatan produksi dan
pertukaran atau transaksi antar anggota masyarakat
2.
Analisis perilaku variabel –
variabel ekonomi seperti harga, output, produksi, kesempatan kerja yang
nantinya akan diperlukan pemerintah dalam perumusan kebijakan.
3.
Bagaimana masyarakat memilih
menggunakan sumber – sumber produktif yang terbatas untuk memproduksi
berbagai macam komoditi sesuai kebutuhan.
4.
Studi tentang uang, bunga dan modal
Dari beberapa
definisi tersebut di atas, secara umum ilmu ekonomi adalahBagaimana
masyarakat menggunakan sumber – sumber langka yang dimiliki untuk
menghasilkan barang dan jasa sebanyak mungkin agar mencapai kepusan
maksimum. Atau Efisiensi dalam menggunakan sumber –
sumber dengan cara yang sebaik – baiknya. Di mana efisiensi diukur dengan membandingkan
antara input dan output yang dihasilkan.
Ilmu Ekonomi
saling berkaitan dan berkesinambungan dengan berbagai ilmu sosial yang lain
seperti psikologi, politik, hukum, sosial budaya, sosiologi ,sejarah,
termasuk pertahanan dan keamanan.
Tujuan yang
hendak dicapai dalam perekonomian
Secara indivudial atau perilaku
pelaku – pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan
ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan
sumber daya yang terbatas. Sementara
apabila dibahas tujuan perekonomian secara luas maka tujuan yang hendak
dicapai adalah
1.
Tercapainya Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan dinamis
2.
Tercapainya kesempatan kerja penuh
atau Full Employment
3.
Tercapainya Stabilitas harga
4.
Tercapainya Kebebasan berusaha dan
berekonomi
5.
Tercapainya Distribusi pendapatan
yang merata
6.
Terjaminnya keamanan atau jaminan
ekonomis
Dari tujuan – tujuan tersebut maka ilmu ekonomi
dibedakan menjadi 2 cabang yaitu ekonomi Mikro dan Makro.
- Analisis Mikro adalah pembahasan ekonomi yang
ditujukan pada subyek ekonomi secara individual ( rumah tangga
konsumen dan rumah tangga produsen / perusahaan secara individu) dan
bagaimana mereka berinteraksi di pasar.
- Analisis Makro mempelajari subyek ekonomi
secara agregatif ( keseluruhan ) meliputi keterkaitan antara masing –
masing pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, negara/ pemerintah
dan luar negeri. Dalam makro perilaku subyek secara individu
diabaikan. Termasuk di dalamnya mengkaji fenomena perekonomian
termasuk inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
Perbedaan antara ekonomi makro dan mikro bukan
hal yang mendasar karena perekonomian secara agregat sebenarnya adalah
kumpulan bagian – bagian pasar dalam perekonomian itu. Perbedaannya adalah
pada penekanan dan pembahasan.
Ruang lingkup
perekonomian bisa dibentuk dalam skema sebagai berikut :
Gb 1.1 Skema ruang lingkup perekonomian
Ekonomi Mikro bisa didefinisikan sebagai
hubungan antara produsen dengan konsumen atau antara pemilik modal dengan
pemilik faktor produksi. Hubungan itu bisa digambarkan sebagai berikut :
Pasar Barang dan Jasa
Rumah tangga
Rumah tangga
Perusahaan
Konsumen
Pasar faktor produksi
Gb.1.2 Hubungan produsen dan konsumen
Proses interaksi
yang terjadi di pasar mengakibatkan perputaran uang antar konsumen dan
produsen berjalan dengan lancar. Rumah tangga konsumen memperoleh uang pada
pasar faktor produksi, sementara rumah tangga produsen memperoleh uang
melalui penjualan barang dan jasa. Kondisi ini disebut sebagai simbiosis
mutualisme antara sektor rumah tangga perusahaan dan rumah tangga
konsumen.Alfred Marshal menyebut bahwa permintaan akan faktor produksi
merupakan turunan ( derived demand ) dari permintaan akan
barang dan jasa yang timbul karena kebutuhan manusia.
Besarnya pendapatan baik produsen maupun
konsumen tergantung pada :
1.
Kuantitas
faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan
2.
Jumlah barang dan jasa yang berhasil
diciptakan dengan adanya proses produksi.
3.
Tingkat harga penggunaan yang
berlaku, karena faktor produksi juga mempunyai harga yang akan menjadi
biaya produksi bagi perusahaan
Permintaan akan
barang timbul karena individu pada sektor rumah tangga :
1.
Memerlukan
barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2.
Memiliki daya
beli ( pendapatan berupa uang ) yang diperoleh dari penjualan atas faktor –
faktor produksi yang dimilikinya ke sektor rumah tangga perusahaan
BAB II
TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Dalam melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku
konsumen dituntun oleh tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan permintaan
individu yaitu :
Ada 2 cara
pendekatan yaitu :
1.
Pendekatan Cardinal
2.
Pendekatan Ordinal
1. Pendekatan kardinal , asumsi
dasarnya:
1.
Kepuasan
konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur, util
2.
Makin banyak
barang dikonsumsi makin besar kepuasan
3.
Terjadi hukum The law of
deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu
satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan
konsumsi semakin kecil. ( Mula – mula
kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation
point tambahan kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini
menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat
kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
4.
Tambahan kepuasan untuk tambahan
konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar
kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan
yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang
dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga
murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut
sebagai Daya guna marginal
Asumsi seorang konsumen
1.
Konsumen harus
rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
2.
Konsumen punya
preferensi jelas akan barang dan jasa
3.
Terdapat kendala anggaran
Cara untuk
maksimisasi daya guna total konsumen adalah :
MUa = MUb = MUx
Pa Pb Px
Dan menggunakan
kendala anggaran
I = APa + BPb + ……+ XPx
Contoh kasus 1
Konsumen A akan
mengkonsumsi 2 buah barang X & Y dengan jumlah anggaran sebesar Rp 10.
Harga masing – masing barang Px = Rp 1 dan Py = Rp 1. Apabila rangkaian
utility adalah sebagai berikut : Berapa banyak barang X dan Y yang dibeli
oleh konsumen tersebut ?
Tabel 2.1 Nilai
guna terhadap konsumsi 2 macam barang
Konsumsi ke
|
Nilai Guna Barang Y
|
Nilai Guna Barang X
|
1
|
16
|
12
|
2
|
15
|
11
|
3
|
14
|
10
|
4
|
13
|
9
|
5
|
12
|
8
|
6
|
11
|
7
|
7
|
10
|
6
|
8
|
9
|
5
|
9
|
8
|
4
|
10
|
7
|
3
|
Total
|
115
|
75
|
Dengan asumsi
konsumen rasional maka Tn A akan mengkonsumsi barang X sebanyak 3 dan
barang Y sebanyak 7 ( Cetak tebal ).
I = Ypy + XPx = 7 ( 1 ) + 3 ( 1 ) =
10
Total Utility = 124 nilai guna.
2. Pendekatan Ordinal
Mendasarkan pada
asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen
dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda
dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan
ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model
kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu
barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil
pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu
lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang
sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan
ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
1.
Konsumen
rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya
2.
Kepuasan konsumen dapat diurutkan,
ordering
3.
Konsumen lebih menyukai yang lebih
banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang
dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur
pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva
Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam
barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan
yang sama.
Ciri – ciri kurva Indiferent
1.
Berlereng/
slope negatif. Hal ini
menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y
2.
Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi
semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana
apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan
mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya
atas barang Y
3.
Tidak saling
berpotongan. Ini
berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan
tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan
A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
4.
Semakin ke
kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan
kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin
banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan
pergeseran kurva ke kanan.
Y
0 X
Gb. 2.1 Kurva
Indeferent
3. Fungsi Belanja
Untuk memenuhi
kebutuhannya, konsumen membeli barang / jasa X dan Y yang akan
dikonsumsinya. Pola belanja yang kita gunakan di sini adalah menggunakan
habis seluruh uangnya untuk belanja barang / jasa ( asumsi full employment
dari pandangan Klasik ). Fungsi belanja bisa dituliskan sebagai berikut :
I = X Px + Y Py
Dimana I = Uang
anggaran yang dimiliki konsumen
X,Y = Kuantitas
barang X dan Y yang dibeli
Px,Py = Harga
barang X dan Y
Secara grafis,
fungsi belanja bisa digambarkan dalam Budget Line atau kendala
anggaran. Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik
kombinasi barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat
pendapatan tertentu.
Karakteristik
Budget Line adalah sebagai berikut :
1.
Budget Line berslope negatif. Hal
ini disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y
2.
Satu Budget Line untuk satu jumlah
anggaran tertentu. Semakin besar jumlah uang yang dialokasikan untuk
membeli barang X dan Y ditunjukkan oleh garis yang semakin menjauhi titik
0.
3.
Panjang penggal vertikal menunjukkan
apabila keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang Y, sebaliknya
penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana digunakan untuk membeli
barang X.
Contoh kasus 2 :
Tn A mempunyai pendapatan sebesar Rp
125.000 yang akan digunakan untuk membeli 2 macam barang X dan Y apabila
harga X (Px) Rp 1200 dan harga Y (Py) Rp 1000 bagaimana bentuk kurvanya ?
Y
0 X
Gb 2.2. Kurva Budget Line
Dalam melakukan
optimasi terhadap kepuasannya, konsumen dipandu
Y
Y1 E IC
0 BL X
X1
Gb.2.3 kepuasan
maksimum pada pendekatan ordinal
Berkaitan dengan
kepuasan ( keseimbangan BL dan IC ) ini maka konsumen dihadapkan pada Efek
Substitusi dan Efek Pendapatan.
Efek
Substitusi adalah perubahan keseimbangan konsumsi barang X dan Y karena
terdapat perubahan dalam harga salah satu barang sehingga konsumen terpaksa
mengubah keseimbangannya untuk mencapai kepuasan maksimum yang baru.
Y
PCC = Price Consumption Curve
IC3
IC1
IC1
BL2 BL1 BL3
1.
X
Gb 2.4. Efek Substitusi
Mula – mula keseimbangan
berada pada titik A tetapi kemudian terjadi perubahan dalam harga X
sehingga BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara BL dan
IC yang baru menjadi titik B. Garis yang menghubungkan titik A dan B ini
disebut dengan efek substitusi.
PCC atau Price
Consumption Curve adalah kurva yang
menghubungkan titik – titik keseimbangan X dan Y yang berubah disebabkan
karena adanya efek substitusi (perubahan salah satu atau kedua macam barang
)
Efek pendapatan adalah perubahan keseimbangan BL dan IC karena adanya
perubahan dalam pendapatan secara riil.
Y
ICC
IC3
IC1
IC 2
BL2 BL1 BL3
1.
X
Gb. 2.5. Efek pendapatan
Mula – mula
keseimbangan berada pada titik E tetapi kemudian terjadi perubahan dalam
pendapatan riil, BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara
BL dan IC yang baru menjadi titik F. Garis yang menghubungkan titik A dan B
ini disebut dengan efek pendapatan.
ICC = Income
Consumption Curve adalah kurva yang
menghubungkan titik – titik perubahan keseimbangan barang dan jasa yang
akan dikonsumsi oleh konsumen pada tingkat income yang berubah
Pengaruh jenis
barang terhadap permintaan konsumen.
1.
Barang normal, barang – barang pada umumnya , Pendapatan
naik maka akan mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dan
sebaliknya . Harga turun menyebabkan permintaan naik dan sebaliknya
2.
Barang
inferior, barang kurang disukai/ lebih rendah
dibandingkan barang normal. Misal jagung terhadap beras. Pendapatan
bertambah mengakibatkan permintaan akan barang tersebut justru berkurang
dan sebaliknya .
3.
Barang superior, barang mewah , Pendapatan bertambah
mengakibatkan permintaan bertambah dan sebaliknya. Harga naik menyebabkan
permintaan turun dan sebaliknya . Seperti kasus pada barang normal.
BAB III
TEORI PERILAKU PRODUSEN
Permasalahan seorang produsen adalah bagaimana
dengan modal yang terbatas bisa menciptakan barang dengan kualitas dan
kuantitas yang cukup. Peran penting seorang produsen
adalah sebagai berikut :
1.
Produsen menjadi manajer yang
mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik tenaga kerja/ L , tanah/
sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan enterpreneur / keahlian
yang ada dalam masyarakat.
2.
Mempunyai insiatif dan daya kreatif
untuk inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK.
3.
Mengambil keputusan kebijakan bisnis
4.
Mampu
menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang berlangsung dalam
negara tersebut.
5.
Kemampuan untuk
memilih WHAT (Brg apa yang dibuat ), HOW ( Bgmn cara paling efisien untuk
membuatnya ), WHO ( siapa yang terjun langsung dan tidak langsung dalam
proses produksi ), WHOM ( Untuk siapa barang tersebut dibuat ). Di sini
diharapkan seorang produsen mempunyai kepekaan untuk melihat pasar yang
paling menguntungkan.
FUNGSI PRODUKSI
Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan
memerlukan sumber atau faktor produksi. Yaitu input – input yang dibutuhkan
untuk menciptakan out put Produk. Hubungan antara input dan output digambarkan sebagai berikut :
Q = f ( K, L ,
T , N )
Di mana Q = Out put atau Produk
K = Kapital/ modal
L = Labour /
tenaga Kerja
T = Tehnologi
N = Nature/
Tanah/ Sumber Daya Alam
S = Skill/
Entepreneur
Dari fungsi
hubungan antara input dengan output diperoleh biaya produksi untuk masing –
masing tingkat out put.
TEORI BIAYA
Dalam berproduksi kita tidak akan lepas dari
biaya. Terdapat banyak pembedaan jenis biaya :
1.
a. Biaya langsung Yaitu biaya
yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga
kerja dll.
b. Biaya tidak
langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi
misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2.
a. Biaya eksplisit Yaitu biaya
yang muncul atau kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya
implisit Yaitu biaya yang tidak kelihatan
dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3.
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost
= FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan
produksi. Biasanya hanya
muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel
Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit
barang yang diproduksi.
Dari beberapa jenis biaya tersebut
yang akan banyak kita gunakan adalah jenis yang ketiga.
Total biaya ( Total Cost = TC ) adalah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya
barang. TC = TFC + TVC
Biaya Perunit ( Average Cost = AC ) Biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q
Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi.
Secara Grafis, hubungan
macam – macam biaya tersebut bisa dilihat sebagai berikut :
TC
Rp
VC
FC
AFC
1Q
Gb. 3.1. Hubungan macam – macam
biaya produksi
Seperti pada
perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan
Besar biaya yang harus dikeluarkan dan juga besarnya produk yang bisa
dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct.
Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor
produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva
Indiferent.
Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor
produksi ( K & L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti
dalam budget line. Isocost mempunyai daerah yang feasible.
K
0 L
Gb. 3.2. Kurva Isocost
dan Isoproduct
Suatu perusahaan
berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi persinggungan antara
Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing keseimbangan dihubungkan
akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang.
Fungsi Produksi dibedakan menjadi :
1.
Jangka Pendek : Jika terdapat fixed
dan variable cost.
2.
Jangka Panjang : Jika semua fixed
cost sudah menjadi variable cost.
Dalam jangka
pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return ( Hukum kenaikan
yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi terdapat
input tetap / Fixed Cost ( artinya produksi masih dalam jangka pendek ) ,
Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan
bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan:
1.
MP naik, maksimum lalu turun sampai
nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return
2.
AP mula-mula naik, maksimum lalu
turun tapi tidak menjadi negatif disebutThe Law of Deminishing
Average Return.
Elastisitas Input Yaitu Seberapa
besar perubahan output akibat perubahan input. Mempunyai 2 kemungkinan :
1.
Negatif yaitu pertambahan input akan
mengurangi output
2.
Positif yaitu pertambahan input
justru menambah output
Dalam kenaikan produksi terdapat 2
1.
Economies of Scale yaitu
apabila biaya per unit menurun dengan semakin bertambahnya produksi atau
disebut Decreasing Cost. Kondisi ini yang diharapkan
oleh setiap perusahaan yang berproduksi/ efisiensi produksi.
2.
Diseconomies of Scale yaitu dengan
peningkatan produksi justru menyebabkan kenaikan biaya per unit. Kondisi
ini harus segera dicari penyebabnya di mana munculnya inefisiensi.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi
Diseconomies of Scale yang mengakibatkan banyak kerugian pada Perusahaan,
maka jangka panjang diperlukan beberapa faktor berikut ini :
1.
Spesialisasi Tenaga Kerja, Dengan jumlah
tenaga kerja yang relatif banyak dan dilakukan pembagian maka masing –
masing tenaga kerja akan mampu berkonsentrasi pada pekerjaan . Selain itu
spesialisasi akan menghasilkan keahlian khusus dan cekatan bagi seorang
tenaga kerja.
2.
Spesialisasi Manajemen, Spesialisasi
ini menyebabkan fokus dari seorang manajer atas pekerjaan tertentu misalnya
manajer pemasaran, manajer produksi, HRD dan sebagainya. Yang akan
mendorong suatu perusahaan untuk cepat berkembang.
3.
Pemanfaatan Peralatan Kapital secara
maksimal.
4.
Produk sampingan. Hal ini
dilakukan untuk memperkecil limbah yang harus dibuang dan juga memanfaatkan
daur ulang dari produk tersebut. Misalnya Pabrik gula memanfaatkan produk
sampingan berupa spirtus.
PENDAPATAN / REVENUE
Selain biaya produksi, hal yang
tidak boleh ditinggalkan adalah berapa jumlah pendapatan yang akan
diperoleh dengan memproduksi barang tersebut.
Total Revenue (TR) Yaitu total
pendapatan yang akan diperoleh seorang produsen apabila memproduksi
sejumlah unit barang tertentu.
Kuantitas Barang ( Q ) yaitu
total jumlah barang yang diproduksi oleh seorang produsen
Average Revenue ( AR ) yaitu
harga rata – rata unit barang AR = TR /Q
Seorang
produsen yang rasional pasti mengharapkan pendapatan yang dia peroleh harus
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkannya.
Dimana
p = TR - TC
TR = TC Perusahaan BEP ( Break Event
Point)
TR > TC Perusahaan laba
TR < TC
Perusahaan rugi.
Contoh Kasus 3
Diketahui
perusahaan roti mempunyai Fixed Cost sebesar Rp 10 juta dan biaya yang
harus dikeluarkan untuk membuat sepotong roti adalah Rp 500,- apabila harga
jualnya Rp 1000,- Berapa harus dijual agar perusahaan BEP ?
TC = FC + VC =
10 juta + 500 Q
TR = P X Q =
1000 Q
BEP = TR – TC =
0
( 1000 Q ) – (
10 juta + 500 Q ) = 0
500 Q = 10 juta
Q = 20.000 unit
Jadi perusahaan
baru akan mendapatkan keuntungan setelah berproduksi minimal 20.001 unit.
BAB IV
KESEIMBANGAN
DEMAND & SUPPLY
Demand/ Permintaan
Pengertian Permintaan
adalah fungsi yang menunjukkan berbagai jumlah produk yang ingin dibeli
oleh konsumen pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Kurva permintaan
menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan jumlah barang yang diminta
dan berlereng/ slope negatif yang artinya kenaikan harga akan mengakibatkan
penurunan jumlah barang yang diminta. Kurva Permintaan bisa digambarkan
sebagai berikut :
P
0 Q
Gb. 4.1 Kurva
permintaan
Faktor – faktor
yang mempengaruhi permintaan selain harga barang tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Selera, perubahan selera konsumen bisa terjadi karena
faktor mode dan iklan
2.
Jumlah
konsumen, pertambahn
penduduk akan mengakibatkan jumlah konsumen yang semakin meningkat dan
mengubah permintaan
3.
Pendapatan
konsumen.Pada kasus
barang normal pertambahan pendapatan akan menaikkan permintaan sementara
untuk barang inferior, pertambahan pendapatan justru akan menyebabkan
penurunan permintaan.
4.
Harga barang
lain. Pengaruh
perubahan harga barang tergantung apakah barang tersebut sifatnya
substitusi / saling menggantikan atau barang komplementer/ saling
melengkapi.
5.
Ekspektasi/
Harapan akan masa depan. Apabila
ekspektasi positif, artinya harga barang diharapkan normal maka tidak
mempengaruhi permintaan tetapi apabila ekspektasinya negatif di mana harga
barang diharapkan akan naik akan mengakibatkan kenaikan permintaan.
Kelima faktor
tadi mengakibatkan perubahan permintaan sementara harga barang itu sendiri
mengakibatkan perubahan dalam jumlah barang yang diminta. Perbedaan jumlah
barang dan diminta dan perubahan permintaan adalah :
Perubahan jumlah barang yang diminta artinya kurva permintaan tetap
hanya naik turun titik pada kurva tersebut.
Perubahan permintaan artinya perubahan kurva permintaan secara keseluruhan
bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah.
Supply/ Penawaran
Pengertian Penawaran
adalah sejumlah kuantitas barang tertentu yang ingin dijual oleh produsen
pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu.
Kurva penawaran
juga menunjukkan hubungan antara harga dengan kuantitas, di mana apabila
harag turun maka jumlah yang ditawarkan untuk dijual turun sementara
apabila harga naik maka jumlah yang tersedia untuk dijual juga naik
sehingga Kurva Penawaran berslope Positif
P
0 Q
Gb 4.2. Kurva penawaran
Selain harga, faktor – faktor yang mempengaruhi
fungsi penawaran adalah sebagai berikut :
1.
Tehnik produksi
dan harga faktor produksi. Karena
hal yang terpenting dalam penentuan harga suatu barang adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membuat barang itu sendiri.
2.
Perubahan harga
barang lain. Hal ini
berkaitan dengan sifat barang lain tersebut apakah substitusi ataukah
komplementer.
3.
Ekspektasi di
masa depan. Apabila
ekspektasi harga positif artinya tidak ada kemungkinan kenaikan harga
relatif tinggi di masa depan maka penawaran akan tetap, sebaliknya apabila
ada ekspektasi harga akan naik maka produsen akan mengurangi penawaran dan
menimbun barang untuk dijual di masa yang akan datang.
4.
Banyaknya
produsen. Semakin
banyak produsen artinya penawaran bertambah dan sebaliknya apabila jumlah
produsen sedikit, penawaran akan berkurang.
Keseimbangan Antara Supply dan
Demand
Unsur yang paling penting dalam Pasar adalah
harga dan jumlah barang yang disepakati oleh konsumen maupun oleh produsen.
Dalam pasar, penawaran dan permintaan akan melakukan tarik – menarik
atau Bargaining Power untuk membentuk harga dan
kuantitas yang disepakati.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keseimbangan pasar selain faktor harga. Hal ini bisa dijelaskan pada
diagram berikut :
Harga akan terjadi apabila terdapat
keseimbangan antara penawaran dengan permintaan. ( Qs = Qd Atau Ps = Pd )
Secara matematis
keseimbangan bisa dituliskan sebagai berikut :
Contoh kasus 4
Bila fungsi permintaan Pd = 10 – 2 Qd
Ps = 1 + 1,5 Qs
Keseimbangan
terjadi pada saat Qd = Qs atau pd = Ps
10 – 2 Q = 1 +
1,5 Q
9 = 3,5 Q
Q = 2,57
P = 10 + 2Q
= 10 – 5,14 = 4,86
Penggambarannya
Fungsi
Permintaan; pada saat P = 0 Q = 5
Q = 0 P = 10
Fungsi
Penawaran; pada saat P = 0 Q = - 0,667
Q = 0 P = 1
BAB V
PAJAK DAN SUBSIDI
Tugas utama
pemerintah untuk mencapai tujuan kemapanan ekonomi adalah dengan
menstabilkan harga. Harga dituntut untuk dinamis namun stabil, artinya
kenaikan harga masih dalam batas yang bisa ditelolerir dan tidak
fluktuatif. Terdapat banyak mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah
misalnya dengan bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli untuk barang
tertentu. Misalnya dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan
beras melalui Bulog.
Salah satu
mekanisme lain yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga adalah
dengan pajak dan subsidi. Baik pajak maupun subsidi dilakukan pemerintah
dengan memperhatikan dua pihak yaitu produsen dan konsumen. Tarik – menarik
mengenai jumlah pajak yang ditanggung maupun subsidi yang dinikmati oleh
konsumen dan produsen tergantung dari elastisitas barang tersebut. Makin
pokok atau penting nilai suatu barang bagi konsumen akan mengakibatkan
semakin besar pajak yang diatnggung oleh konsumen dan makin sedikit subsidi
yang bisa dinikmatinya dan sebaliknya apabila tingkat/ nilai kepentingan
barang itu semakin rendah.
Dengan adanya
pajak dan subsidi maka keseimbangan pasar akan berubah. Bagaimana dampak
pengenaan pajak dan subsidi kita bahas berikut ini.
Pajak
Pajak yang kita bahas di sini adalah
pajak pertambahan nilai yaitu sejumlah uang yang dikenakan oleh pemerintah
untuk barang tertentu. Yang besarnya
bisa ditentukan secara nominal atau merupakan prosentase tertentu terhadap
harga barang tersebut.
Contoh Kasus 5
Qd = 15 – Pd Qs = 2 Ps – 6
Bila pajak yang
dikenakan oleh pemerintah Rp 3 / unit. Berapa harga dan jumlah keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak.
1.
Sebelum pajak
15 – P = 2 ps – 6
Q = 15 - P
21.
= 3 P Q = 15 - 7
P = 7 Q = 8
Note : Pajak
memberikan pengaruh langsung pada supply
2.
Sesudah pajak
Qs = 2 ( Ps – 3 )
– 6
= 2 Ps – 6 – 6
QSt = 2 Ps – 12
Pd = Ps Qd = Qs
15 – P = 2P – 12
27.
= 3P
P = 9
Q = 15 – 9 = 6
Keseimbangan baru terjadi pada P = 9 dan Q = 6
Jadi a. Pajak ditanggung konsumen Rp 2 ( 9 – 7
= 2 )
2.
Pajak ditanggung Produsen Rp 1 ( 3
–2 = 1 )
3.
Pendapatan yang
diterima oleh pemerintah adalah besar pajak dikalikan dengan jumlah barang
pada keseimbangan
6 X Rp 3 = Rp 18,-
Pajak Proporsional yaitu pajak yang
besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu terhadap harga barang.
Misalnya
ditentukan besarnya pajak adalah sebesar t % , maka persamaannya :
P = a + bQ + tP
P – t P = a + bQ
( 1 – t ) P = a + b Q
P = ( a / 1 – t ) + ( b / 1 – t ) Q
Misalnya dengan mengambil kasus di
atas di mana fungsi permintaan Pd =15–Q dan fungsi penawaran Ps= 3 + 0,5 Q.
Dan ditetapkan pajak adalah sebesar 25 % dari harga.
Harga dan
kuantitas sebelum pajak P = 7 dan Q = 8.
Setelah pajak.
Ps = 3 + 0,5 Q
+ 0,25 P
0,75 P = 3 +
0,5 Q
P = 4 + 0,667 Q
atau Q = -6 + 1,5 P
Keseimbangan
pasar :
15 – P = -6 + 1,5 P Q = 15 - P
21.
= 2,5 P
P = 8,4 Q = 6,6
Besar pajak
dalam nominal adalah 0,25 X Rp 7 = Rp 1,75
Pajak
ditanggung konsumen Rp 8,4 – Rp 7= Rp1,4. ( 80 %)
Pajak
ditanggung Produsen Rp1,75 – Rp1,4=Rp0,35 (20 %)
Besar kecilnya
prosentase pajak yang ditanggung baik oleh konsumen maupun produsen
ditentukan oleh elastisitas barang. Apabila barang elastis maka produsen
akan menanggung beban lebih banyak sementara apabila inelastis maka
konsumen yang menanggung lebih banyak.
Subsidi
Subsidi merupakan
bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengurangi tingginya harga.
Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, dimana dengan diberikannya subsidi
maka akan menyebabkan harga jual menjadi lebih murah dan barang yang
terjual menjadi lebih banyak.
Contoh kasus 6
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran
adalah sebagai berikut
Qd = 10 – Pd Qs = -6 + 2 Ps
Pemerintah
mengenakan subsidi atas barang tersebut sebesar Rp 2 / unit.
1.
Persamaan permintaan dan penawaran
sebelum adanya subsidi
Qd = 10 – Pd Qs =
-6 + 2 ps
10 – Pd = -6 + 2P
Qs = 10 – P
-3 P = -16 Q = 10
– P
P = 5 1/3 Q = 10 – 5 1/3
Q = 4 2/3
2.
Diberikan subsidi sebesar Rp 2 maka
Qs = -6 + 2 ( Ps +
2 )
= -6 + 2 Ps + 4
= -2 + 2 Ps
Dimasukkan Qs = Qd
- 2 + 2 Ps = 10 –
Pd Q = 10 - P
3 P = 12 Q = 10 -
4
P = 4 Q = 6
Harga menjadi
lebih murah sedangkan jumlah barang yang disepakati menjadi lebih banyak.
1.
Subsidi untuk produsen Rp 2/3 (
Total Subsidi – Subsidi konsumen)
2.
Subsidi untuk konsumen Rp 1 1/3 (
Psemula – P akhir )
3.
Pengeluaran pemerintah untuk subsidi
Rp 2 X 6 = Rp 12,-
Grafik sebelum
dan sesudah pemberian subsidi bisa digambar.
BAB VI
ELASTISITAS
Elastisitas adalah
ukuran yang menunjukkan seberapa besar perubahan nilai suatu variabel yang
diakibatkan perubahan variabel lain yang mempengaruhinya.Secara umum disebutkan bahwa eElastisitas yaitu
berapa % perubahan Y apabila X berubah :
h = SY / SX = lim ( DY / Y ) = dY . X
DX = 0 ( DX / X ) dX Y
Sifat
elastisitas
½h½ = 1 unitary elastis
½h½ > 1 elastis
0 < ½h½ < 1 inelastis
h = 0 Inelastis sempurna
h = Elastis sempurma
Elastisitas Permintaan
Adalah seberapa
besar perubahan jumlah barang yang diminta dengan adanya perubahan harga.
Suatu barang dikatakan elastis apabila pembeli/ konsumen responsif terhadap
perubahan harga yang ditetapkan. Besar kecilnya elastisitas tergantung pada
besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta karena perubahan harga
tersebut. Rumusan elastisitas permintaan adalah sebagai berikut :
hd = % D Qd = S Qd = lim ( DQd / Qd )
% D P S P ( DP / P )
= d Qd . P
d P Qd
Contoh kasus 7)
Diketahui Qd =
25 - 3 P 2 . Tentukan elastisitasnya pada tingkat
harga 5.
Qd = 25 – 3 P 2
.dQd / dP = Qd ‘ = - 6 P
hd = dQd . p_
dP Qd
= -6P . P .
25-3P2
= -6(5) . 5 . = 3
25-75
Jadi pada tingkat harga Rp 5 apabila
terjadi perubahan harga sebesar Rp 1 maka akan mengkibatkan perubahan permintaan
sebesar 3 unit.
ELASTISITAS PENAWARAN
Pengertian elastisitas penawaran
sama dengan elastisitas permintaan. Hanya dilihat dari sisi produsen.
Apabila terjadi perubahan harga berapa besar perubahan jumlah barang yang
ditawarkan.
hs = % D Qs = E Qs = lim
% D P E P DP ® 0
( D Qs / Qs ) = dQs . P
.
(D P / P ) dP Qs
Contoh kasus 8)
Qs = -200 + 7 P2
Berapa
elastisitas penawaran pada tingkat harga
P =10 dan P =
15
Qs = -200 + 7 P2
Qs’ = 14P
hs = 14P . P .
-200 + 7 P2
Saat P = 10 hs = 140 . 10
. = 2,8
-200 + 700
Saat P = 15 ?
Faktor – Faktor
yang mempengaruhi elastisitas adalah sebagai berikut :
1.
Substitubilitas. Semakin banyak barang substitusi atau
barang pengganti yang tersedia maka semakin besar elastisitasnya. Karena
perubahan harga sedikit saja akan mengakibatkan konsumen mengubah besarnya
barang yang diminta, demikian juga dari sisi produsen.
2.
Proporsi
pendapatan yang dibelanjakan untuk barang tersebut. Semakin banyak proporsi pendapatan untuk
barang tersebut mengakibatkan semakin kecil elastisitasnya. Hal ini karena
perubahan harga akan sangat berpengaruh terhadap besarnya proporsi
pendapatan.
3.
Jenis
barang. Merupakan
barang kebutuhan pokok atau bukan. Apabila barang kebutuhan pokok maka
elatisitasnya kecil atau semakin inelastis, sebaliknya bila bukan maka
elastisitasnya besar. Oleh karena itu barang kebutuhan
pokok cenderung inelastis.
4.
Lamanya periode
waktu. Semakin panjang
periode waktu maka semakin elastis. Hal ini karena kebiasaan pola konsumsi
terbentuk dalan jangka waktu yang lama. Misalnya seorang perokok berat
tidak akan serta merta mengurangi konsumsi rokoknya apabila terjadi
perubahan harga.
5.
Harga barang
komplementernya, Bila harga
barang komplementer naik maka akan mengakibatkan permintaan barang X
berubah.
Elastisitas suatu barang juga sangat
berpengaruh terhadap tarik – menarik pengenaan pajak dan pemberian subsidi
yang akan dinikmati oleh konsumen maupun oleh produsen. Semakin inelastis
maka konsumen semakin besar menanggung pajak, sebaliknya semakin elastis
maka semakin besar pajak yang ditanggung oleh produsen. Untuk subsidi yang
terjadi sebaliknya.
BAB VII
PASAR
Bertemunya permintaan dan penawaran atas satu
macam barang/ jasa.
Yaitu posisi di
mana terdapat sejumlah barang tertentu yang mau dan mampudibeli
oleh konsumen dan dijual oleh produsen
Macam – macam Pasar
1.
Pasar persaingan Sempurna
2.
Pasar persaingan tidak sempurna
3.
Oligopoli
4.
Monopoli
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar
persaingan sempurna muncul karena adanya prinsip – prinsip sebagai berikut
:
1.
Tidak ada satu
penjual tunggal yang mempunyai sumber cukup banyak untuk dapat mempengaruhi
harganya di pasar
2.
Sumber variabel mempunyai mobilitas
yang tinggi untuk berbagai harga pasar dan penggunaannya relatif fleksible.
Karena prinsip2
tersebut di atas maka pada pasar persaingan sempurna akan dipenuhi dengan
adanya syarat – syarat sebagai berikut :
Syarat – syarat
1.
Jumlah produsen di mana volume
produksi hanya bagian kecil dari total volume transaksi pasar, sehingga
dengan kata lain secara individual tidak bisa mempengaruhi harga pasar atau
baik produsen maupun konsumen bertindak sebagai Price Taker (
penerima harga ).
2.
Produk homogen
( jenis maupun kualitas )
3.
Setiap produsen
maupun konsumen tahu informasi pasar ( simetris information )
4.
Bentuk kurva
permintaan horisontal, karena tidak terdapat perubahan harga berapapun
jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen atau ditawarkan oleh produsen
5.
Untuk mencapai
keuntungan maksimum pada suatu perusahaan adalah dengan melihat besar
volume output yang dihasilkan.
Dalam
persaingan sempurna terdapat 2 keseimbangan yaitu
1.
Keseimbangan produsen secara
individual akan tercapai apabila keuntungan perusahaan maksimum
2.
Ekuilibrium
pasar apabila semua perusahaan dalam posisi equilibrium.
Pasar persaingan sempurna
dibagi menjadi 2 yaitu
1.
Jangka pendek dengan asumsi setiap produsen tidak bisa
menambah kapasistas produksinya dan tidak ada produsen baru keluar atau
masuk kedalam pasar.
2.
Jangka Panjang dengan asumsi dimungkinkan adanya
perluasan kapasitas produksi.
Equlibrium jangka Pendek
Y
0 X
Gb.6.1. Gambar
keseimbangan Pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek
Dalam jangka pendek, produsen masih bisa
berproduksi meskipun rugi sampai pada batas di atas AVC. Perusahaan
sebaiknya menghentikan produksinya apabila Price sudah di bawah AVC.
Syarat keuntungan maksimum pada
perusahaan di Pasar persaingan sempurna.
1.
MC = MR, di
mana MC masih dalam posisi menaik
2.
MR = P > AVC
Y
0 X
Gb. 6.2 .
Keuntungan maksimum pada pasar persaingan sempurna
Produsen yang rasional tidak akan mau
berproduksi setelah berada di bawah AVC.
Kerugian
minimum akan terjadi apabila MR = P = AC. Apabila keseimbangan sudah di
bawah AC artinya mulai menderita rugi.
KURVA PENAWARAN
Dalam jangka pendek untuk pasar persaingan
sempurna, MC = Penawaran. MC merupakan volume produksi yang akan dipilih
oleh seorang produsen.
Kurva penawaran untuk seluruh produsen
(pasar) adalah penjumlahan secara horisontal seluruh kurva supply produksi.
Arah pencapaian equilibrium pada
pasar persaingan di mulai saat tercapainya equilibrium pasar, yang
menentukan harga produsen akan menyesuaikan tingkat output dengan harga pasar
yang berlaku.
Eq Pasar ( Supply + Demand )
Harga Demand Produk Ouput eq
Produsen
Equlibrium Perusahaan
Gb. 6.3 Arah
pencapaian equilibrium pada pasar persaingan sempurna
Keseimbangan
Jangka Panjang
Dalam jangka
Panjang keseimbangan sudah termasuk dalam penciutan dan perluasan kapasitas
produksi akibat keluar masuknya produsen baru di pasar.
Posisi apabila
terdapat penambahan volume produksi
Y
1.
X
Gb 6.4. Posisi apabila terdapat
penambahan volume produksi
Mula – mula Price
pasar ditentukan oleh keseimbangan jangka pendek yaitu antara D dengan S1,
sehingga menghasilkan P1. Kemudian karena
adanya profit akan mendorong pengusaha lain ikut masuk hal ini
mengakibatkan perubahan S ke S2. Harga menjadi turun. Apabila produsen
masih memperoleh keuntungan maka volume akan terus bertambah dan harga akan
semakin turun sampai batas tertentu produsen yang mampu bertahan.
Ad.2 Pasar
Monopoli
Ciri – ciri pasar
monopoli
1.
Produsen sebagai ‘Price Maker’
2.
Permintaan pasar merupakan bentuk
dari permintaan perusahaan
3.
Marginal Revenue lebih rendah
daripada averagenya
4.
MR berslope negatif
Sebab – sebab terjadinya monopoli
1.
Penguasaan bahan mentah strategis =
Absolut advantage
2.
Adanya hak paten = Competitive
Advantage
3.
Terbatasnya pasar
4.
Pemberian hak monopoli oleh
pemerintah
Apabila dalam
jangka panjang ada keuntungan maka perusahaan akan menciptakan Barier
to Entry atau hambatan bagi produsen lain untuk ikut masuk
pada pasar.
Macam – macam Barier to Entry
1. Natural
Barier, yaitu hambatannya tercipta secara alami
1.
Minimum Efficiency
to Scale, perusahaan tersebut secara alami karena lokasi, Sumber Daya,
tehnologi memungkinkan dia untuk berporduksi dengan biaya lebih
murah. Mengacu pada comparative advantage
2.
Set Up Cost. Perusahaan yang
bersangkutan merupakan satu-satunya yang mampu membiayai seluruh kegiatan
produksi yang tinggi
2.Created Barier. Hambatan yang
diciptakan
1.
Hak Paten
2.
Forcement, Threatment, Sabotage.
Dalam jangka
panjang, created barier bisa dihilangkan.
Keseimbangan
Jangka Pendek akan terjadi apabila
1.
MR = MC pada saat MR positif
2.
Perusahaan akan
berhenti apabila harga minimal= TVC
3.
Tidak ada
jaminan bahwa dalam jangka pendek perusahaan bisa memperoleh keuntungan
Perbandingan
antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli bisa ditunjukkan oleh
grafik ini
Gb. 6.5.
Perbandingan antara Pasar persaingan sempurna dan Monopoli
Pada ATC2
perusahaan boleh memutuskan untuk keluar atau tidak dari pasar. (Posisi BEP
).
DISKRIMINASI
HARGA
Produsen
menetapkan harga yang berbeda untuk produk yang sama. Misalnya harga untuk
umum dan mahasiswa.
P1 P1
P2
Q1 Q1 Q2
Gb. 6.6. Diskriminasi harga
Konsekwensinya
- Untuk perusahaan diterimanya revenue lebih
besar
- Untuk masyarakat adanya barang yang lebih
banyak sehingga punya efek positif Distribusi Income.
Dumping
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1.
Dumping predatory
2.
Dumping sporadis ( over produksi/
supply )
CARTEL
Yaitu kesepakatan dari beberapa
produsen dalam industri yang sama untuk membatasi produknya sehingga
diperoleh profit maksimum bersama. Terdapat Quota Produksi.
Atau secara
bersama – sama bertindak sebagai monopolis.
Masalahnya adalah :
1.
Bagaimana supaya perusahaan mentaati
kuota produksi yang telah disepakati.
2.
Bagaimana
supaya profit yang diharapkan tidak berkurang dengan masuknya perusahaan
lain.
Gb. 6.7. Apabila terdapat
pelanggaran dalam Cartel
- Kartel akan bekerjasama untuk menciptakan
quota sebesar Oq1
- Namun terjadi konflik dimana ada produsen
yang kurang puas dengan berproduksi sebesar Oq1 dan melanggar menambah
produksi sebesar Oq1 – Oq2 untuk menambah Profit.
Bila hal ini benar – benar terjadi maka Ouput
akan naik dan harga menjadi turun. Produsen secara keseluruhan
mengalami kerugian
Monopoli Dan Kesejahteraan
Masyarakat
1.
Dalam distribusi pendapatan terjadi
ketidakadilan
2.
Volume produksi lebih kecil dari
output optimum. Karena bisa terjadi inefisiensi dimana produsen tidak
memanfaatkan economic of Scale
3.
Eksploitasi
oleh Produsen terhadap Konsumen dan terhadap Pemilik Faktor Produksi.
Cara
menghilangkan efek negatif dari Monopoli
1.
Mencegah timbulnya monopoli
2.
Pemerintah mendirikan perusahaan
tandingan
3.
Import barang
4.
Dibuat
peraturan khusus / Undang – Undang.
Ad.3. Persaingan
Monopolistik
Pada pasar
persaingan monopolistik terdapat adanya unsur kompetisi yang didasarkan
kenyataan bahwa terdapat banyak perusahaan / produsen dimana tindakan satu
produsen akan mempengaruhi produsen yang lain. Tetapi juga terdapat unsur
monopoli di mana perusahaan memproduksi barang yang homogen tapi
masing-masing mempunyai perbedaan yang signifikan sehingga konsumen punya pilihan.
Ciri – ciri Persaingan Monopolistik
1.
Terdapat banyak
perusahaan dalam industri tersebut
2.
Tindakan / keputusan yang diambil
oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan yang lain.
3.
Kurva permintaan perusahaan pesaing
adalah berslope negatif dan cukup elastis
4.
Meski jenis
produknya sama tapi tidak homogen, terdapat perbedaan yang menyebabkan
konsumen mempunyai pilihan
5.
Persaingan yang
dilakukan bukan dalam bentuk harga
6.
Tidak terdapat
rintangan untuk keluar masuk pasar
Tabel 6.1 Perbedaan Pasar Persaingan
Sempurna & Pasar Persaingan Monopolistik
Persaingan
Sempurna
|
Persaingan
Monopolistik
|
- Jumlah produsen sangat banyak dan pengaruh
terhadap harga tidak ada
- Tidak perlu bersaing karena produsen tidak
bisa mempengaruhi harga
|
- Produknya sama tapi dibedakan dengan merk,
kemasan
- Hanya sedikit produsen dan masing-masing
berpengaruh atas segmen
- Persaingan yang terjadi bukan bersifat
harga, tapi cenderung iklan
|
Unsur terpenting dalam Pasar
Persaingan Monopolistik adalah:
1.
Produsen
jumlahnya cukup banyak, dengan barang yang homogen tapi mempunyai
diferensiasi produk. Diferensiasi ini yang akan diunggulkan oleh perusahaan
untuk menarik pangsa pasar. Misalnya lokasi, fasilitas pembayaran ,
periklanan dll, yang sifatnya bukan harga.
2.
Rintangan masuk
dalam pasar adalah karena faktor finansial.
3.
Kecenderungan pasar persaingan
monopolistik yang produsennya banyak menyebabkan tingkat kapasitas
produksinya rendah / tidak bekerja dengan optimal sehingga untuk meraih
keuntungan dengan menetapkan harga yang relatif tinggi. (Misalnya banyaknya
apotik pada satu kota tertentu).
Karena itu maka
perusahaan yang ada dalam pasar persaingan monopolistik banyak yang
melakukan diferensiasi produk agar mampu bertahan dan memperoleh keuntungan
dalam jangka panjang. Misalnya dengan penciptaan barang yang sama tapi
dengan type, style, merk dan harga yang berbeda untuk menjangkau hampir
semua pangsa pasar yang ada. (Mis. Pasar
Sabun ( Lux, Giv, Lifebouy ) , Pasar Shampo (Clear, Sunsilk, Pantene) dll )
Advertensi
merupakan hal yang paling pokok dalam pasar persaingan monopolistik.
Advertensi dan promosi penjualan mencoba membujuk konsumen dengan mencocokkan permintaan dengan
produk yang ditawarkan penjual sementaraDiferensiasi Produk berusaha
menohok selera yang dimilikinya dengan penganekaragaman jenis barang.
Tujuan Iklan adalah :
1.
Membedakan produk perusahaan dengan
perusahaan lain untuk jenis barang yang sama dan menimbulkan kefanatikkan
atau kesetiaan terhadap merk tertentu.
2.
Membuat kurva
menjadi kurang elastis ( in elastis ) atau semakin curam yang artinya
perubahan terhadap harga tidak akan memberikan pengaruh yang terlalu besar
terhadap permintaan akan barang.
Tabel 6.2.
Kebaikan dan Keburukan Iklan Bagi Masyarakat
Kebaikan Iklan
|
Keburukan Iklan
|
- Memberikan informasi yang membantu konsumen
membuat pilihan yang rasional, juga informasi ttg produk baru dan
perbaikan atas produk yang telah ada.
- Mendukung
komunikasi, dimana sarana seperti radio, surat kabar, TV baru bisa
hidup dan berinovasi dengan adanya pemasukan dari biaya iklan.
- Bila berhasil maka akan tercapai skala
ekonomi, Pengeluaran konsumen secara agregat meningkat, kesempatan
kerja naik dan pendapatan scr nas akan naik .
- Mendorong perusahaan untuk selalu
berinovasi agar tidak kalah dengan perusahaan pesaing.
|
- Tujuan yang terjadi justru masy terbujuk
mengikuti pola hidup konsumtif dan bersaing. Dan
kadang membeli dengan harga lbh mahal
- Cenderung
merupakan kegiatan yang tidak produktif bahkan terjadi alokasi
sumber yang tidak pada tempatnya, misalnya pengeluaran untuk iklan
lebih besar dibanding ongkos prod.
- Punya
biaya eksternal yang tinggi misalnya menimbulkan kegaduhan untuk
mobil reklame, pemandangan yg kotor untuk spanduk dll
- Menaikkan
biaya secara signifikan pd perusahaan dan akan menimbulkan monopoli
karena perusahaan yang beriklan banyak (mempunyai dana yg besar)
akan menjadi pemenang.
|
Ad.4. Pasar Oligopoli
Pasar Oligopoli menunjukkan adanya produsen
yang jumlahnya terbatas/ sedikit dan jumlah konsumen yang sangat
banyak. Terdapat 2 macam oligopoli yaitu
1.
Produknya
homogen ( baja, semen, pupuk dll )
2.
Terdapat diferensiasi Produk (
Otomotif, Rokok dll )
Tindakan yang
dilakukan oleh seorang produsen akan langsung ditanggapi oleh produsen yang
lain.
Ciri – ciri pasar Oligopoli
1.
Terdapat
beberapa orang produsen dengan konsumen yang relatif banyak.Tiap produsen
mempunyai pengaruh atas harga.
2.
Terdapat barier to entry bagi
produsen lain sehingga jumlah perusahaan akan cenderung konstan.
3.
Penguasaan pangsa pasar ditunjukkan
dengan nisbah konsentrasi penjualan yang dihitung berdasarkan jumlah atau
persentase aktiva perusahaan terhadap total aktiva pasar.
4.
Perang harga merupakan unsur yang
sangat dihindari karena akan menimbulkan kerusakan secara masal dalam pasar
oligopoli. Untuk menghindarinya maka dilakukan kolusi antar perusahaan.
Sehingga cenderung akan menciptakan kartel.
5.
Perusahaan yang tidak mampu bersaing
akan cenderung melakukan merger dengan perush yang kuat.
6.
Inovasi dan penguasaan terhadap
tehnologi merupakan unsur yang penting dalam kemajuan perusahaan.
- Perbaikan kualitas produk akan memperluas
pangsa dan menurunkan biaya produksi yang tidak akan bisa ditiru
dengan cepat oleh pesaingnya.
- Banyaknya pesaing yang kuat akan memaksa
perusahaan melakukan efisiensi dalam segi biaya secara maksimum. (
Economic of scale ) dg comparative advantage.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar