a.
Ekonomi Normatif dan Ekonomi Positif
Analisis
normatif menganalisis ekonomi kemakmuran (welfare economics) yang
menentukan kondisi-kondisi ideal dan menentukan metode yang dapat digunakan
untuk mencapai kondisi ideal tersebut. Dengan kata lain, analisis normatif merupakan kerangka analisis yang
melihat suatu permasalahan atau fenomena berdasarkan apa yang seharusnya
terjadi. Misalkan seharusnya pengangguran harus rendah, distribusi pendapatan
seharusnya merata antar penduduk, dan seharusnya tidak ada masyarakat miskin
dalam perekonomian. Sebaliknya analisis positif
melihat suatu permasalahan berdasarkan pada apa yang sesungguhnya terjadi dalam
perekonomian, misalnya tingkat pengangguran di Indonesia sampai tahun 2004
adalah 40 juta jiwa dan jumlah penduduk miskin adalah 80 juta jiwa.
b.
Barang Ekonomi dan Barang Bebas
Barang bebas merupakan jenis barang yang untuk mendapatkannya
tidak memerlukan pengorbanan sedangkan barang ekonomi
merupakan barang yang untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan. Pengertian pengorbanan
disini adalah berupa keharusan konsumen untuk membayar harga atas suatu barang
dan jasa yang akan dikonsumsinya. Biasanya barang bebas jumlahnya tidak
terbatas dan bukan merupakan barang langka, misalnya udara dan sinar matahari. Sebaliknya
barang ekonomi biasanya jumlahnya terbatas dan dibutuhkan oleh masyarakat,
misalnya beras, pakaian, rumah dan lain-lain.
c.
Analisis Ekuilibrium Parsial dan Analisis Ekuilibrium Umum
Analisis ekuilibrium parsial (partial equilibrium analysis) membahas pasar secara individu dalam
pembentukan harga dan jumlah barang dan jasa. Analisis ini biasanya digunakan
untuk mikro ekonomi. Analisis ekuilibrium umum (general
equilibrium analysis) membahas perilaku pasar secara umum dan saling
berhubungan dalam suatu sistem perekonominan. Analisis ekuilibrium umum ini
biasanya digunakan untuk ekonomika mikro.
d.
Pandangan Statik dan Pandangan Dinamik
Pandangan Statik. Keadaan pengetahuan saat ini dan usaha
penambahannya, baik kepada keluasan pengetahuan itu sendiri maupun pada hukum,
teori, hipotesis dan kaidah-kaidahnya.
Pandangan dinamik. Pengetahuan yang sekarang adalah
penting, kedudukan penting ini disebabkan oleh pengetahuan yang ada sekarang
merupakan dasar bagi teori penelitian dan penemuan-penemuan.
Jenis
Organisasi Sistem Ekonomi.
Perekonomian
Tradisional
Perekonomian
tradisional ditandai dengan corak kegiatan ekonomi yang bersifat subsisten,
artinya barang-barang yang dihasilkan oleh pelaku-pelaku ekonomi ditujukan
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan kata lain, masyarakat bertindak
sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Kondisi ini ditandai dengan masih
sederhananya teknologi produksi sehingga mengakibatkannya rendahnya tingkat
produktivitas. Sektor yang dominan pada organisasi ekonomi tradisional ini
adalah sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan. Kegiatan ekonomi
diatur berdasarkan kebiasaan dan adat-istiadat yang berlaku turun-temurun di
dalam masyarakat. Kadangkala dalam masyarakat seperti ini, pemikiran yang tidak
rasional masih mendominasi perilaku masyarakat , seperti animisme dan dinamisme.
Perekonomian
Pasar
Dalam,
perekonomian pasar, ada pemisahan yang jelas antara peran masyarakat sebagai
produsen dan sebagai konsumen. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen
merupakan respon dari kebutuhan pasar. Dengan kata lain, pasar merupakan faktor
utama yang mengatur dan menentukan jenis dan kapasitas kegiatan di masyarakat. Dalam
perekonomian pasar yang murni (pure market mechanism), peranan
pemerintah sangat kecil, bahkan tidak ada. Faktor produksi dapat dimiliki oleh
perseorangan atau swasta, sehingga perseorangan memiliki kebebasan yang luas untuk
menggunakan faktor produksi yang dimilikinya. Semakin besar faktor produksi
yang dimiliki oleh perseorangan, maka semakin besar pula kesempatan orang
tersebut untuk menikmati kesejahteraan dibandingkan dengan orang lain yang
tidak memiliki faktor produksi. Kesenjangan antar kelompok masyarakat sangat
dimungkinkan dalam perekonomian pasar. Perekonomian pasar sering diartikan
sabagai persaingan bebas (free-fight liberalism) yang pada saat ini
identik dengan perekonomian kapitalis.
Perekonomian
Perencanaan Terpusat
Perekonomian
perencanaan merupakan bentuk perekonomian yang bertolak belakang dengan
perekonomian pasar. Dalam perekonomian perencanaan, pemerintah sangat dominan
menentukan jumlah dan jenis barang yang dihasilkan. Untuk menguatkan peranan
pemerintah dalam perekonomian, maka pemerintah membentuk badan yang berfungsi
sebagai perencana kegiatan ekonomi. Faktor produksi dan sumber-sumber ekonomi
yang bersifat vital bagi kehidupan masyarakat luas dikendalikan oleh
pemerintah. Dengan dikuasainya kegiatan ekonomi oleh pemerintah, maka secara
teoritis pemerintah dapat dikuasainya kegiatan ekonomi oleh pemerintah, maka
secara teoritis pemerintah dapat mendistribusikan sumber-sumber ekonomi kapada
seluruh masyarakat secara lebih merata sehingga pada akhirnya kesenjangan antar
kelompok masyarakat dapat dikurangi.
Perekonomian
Campuran
Jenis
organisasi ekonomi campuran ini dalam kenyataannya diterapkan di sebagian besar
negara di dunia. Di satu sisi, pemerintah campur tangan dalam kegiatan ekonomi,
tapi lain perseorangan diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dan
menguasai faktor produksi sesuai dengan mekanisme pasar. Tujuan perekonomian campuran ini secara implisit
adalah menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
penggunaan faktor produksi dengan efisien, pemerataan distribusi pendapatan dan
perkembangan perekonomian yang stabil dari waktu ke waktu.
Mekanisme
pasar (market mechanism) dapat menjawab ketiga masalah dasar tersebut
melalui fungsi pasar. Fungsi pasar dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a.
Menetapkan nilai. Konsep
yang digunakan untuk menentukan nilai suatu barang dan jasa adalah tingkat
harga (price) dari barang dan jasa yang diperjualbelikan. Mengenai barang
dan jasa apa yang akan diproduksi, pasar akan menjawab melalui permintaan
konsumen. Barang dan jasa yang akan diproduksi, pasar akan menjawab melalui
permintaan konsumen. Barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan dan diminta oleh
konsumen , itulah yang dihasilkan. Apabila terjadi kenaikan permintaan untuk barang
dan jasa tertentu, maka pasar akan bereaksi dalam bentuk kenaikan harga, begitu
pula sebaliknya apabila terjadi penurunan permintaan terhadap barang dan jasa
tertentu, maka harga akan mengalami penurunan. Fungsi ini sekaligus menjawab
pertanyaan barang dan jasa yang akan dihasilkan.
b.
Mengorganisasi produksi. Dalam
melakukan produksi, produsen akan memilih cara atau metode yang paling efisien.
Efisien dapat dilakukan dengan cara memilih faktor produksi yang paling murah
harganya. Produsen akan menggunakan lebih sedikit faktor produksi yang harganya
lebih mahal.
c.
Mendistribusikan produk. Pasar
merupakan media atupun tempat untuk mendistribusikan barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen. Fungsi ini yang akan menjawab pertanyaan ketiga,
yaitu untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan. Jawabannya adalah
konsumen yang memperoleh pendapatan dari faktor produksi yang dimilikinya, maka
semakin besar kesempatan konsumen tersebut untuk membeli barang dan jasa yang
ada di pasar. Disisi lain, pasar juga akan menentukan harga dari masing-masing
faktor produksi tersebut, semakin banyak kepemilikan suatu faktor produksi dan
semakin mahal harga faktor produksi tersebut, maka semakin besar pendapatannya.
d.
Menyelanggarakan penjatahan. Fungsi
ini berkaitan dengan jumlah barang dan jasa yang mampu dihasilkan bersifat
terbatas, sehingga pasar berfungsi melakukan penjatahan (rationing). Harga
yang terbentuk di pasar akan membatasi konsumsi yang berlebihan.