Selasa, 18 November 2014

Jendela Kepribadian Manusia


Dalam teknik yang dikembangkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingham (karena itulah namanya “Johari” Windows) ini disebutkan bahwa manusia memiliki 4 (empat) jendela kepribadian dan jendela-jendela ini berisi kumpulan sifat-sifat yang saling berbeda, yaitu;

v Jendela yang terbuka, adalah beberapa karakter atau kualitas kepribadian dan sifat-sifat kita yang dengan mudah diketahui dengan jelas baik oleh orang lain maupun kita sendiri. Karakter ini misalnya, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik seperti rambut panjang atau pendek, badan kurus atau gemuk, suara lantang, kedudukan di kantor dan lain-lain. Selain ciri-ciri fisik ada juga sikap yang memang sudah disadarinya sendiri dan mudah diketahui orang lain. Karakter ini antara lain seseorang yang sangat teliti dalam bekerja atau seseorang yang pemarah dan lain-lain. Karena sudah menyadari maka seseorang bisa dengan usahanya yangkeras mengubah atau meningkatkan sifat-sifat tersebut. Yaitu dengan mengurangi atau menambah sesuai dengan citra yang ingin diperolehnya.

v Jendela yang tertutup, adalah semua karakter atau hal yang kita sembunyikan dari orang lain baik secara materi maupun nonmateri. Hal  tersebut misalnya harta benda atau uang simpanan kita tentu tidak ingin kita beritahukan pada orang lain. Demikian juga ketidakmampuan kita dalam beberapa hal atau sifat-sifat kita yang buruk mungkin ingin kita sembunyikan dari orang lain. Begitu pula misalnya kalau kita marah atau kecewa pada seseorang dan kita tetap bersikap manis seolah tidak terjadi sesuatu. Kita sering berdalih bahwa hal-hal yang tidak ingin kita ungkapkan kepada orang lain adalah hak-hak pribadi atau “privacy” kita, dimana orang lain tidak perlu mengetahuinya karena tidak akan bermanfaat bagi mereka. Semua hal lain menjadi rahasia kita dan menjadi jendela yang kita tutup bagi orang lain. Sayangnya sering sekali karakter yang kita tutup ini merupakan kekurangan kita yang ingin kita sembunyikan dari orang lain. Tetapi hal ini menyebabkan orang justru tidak bisa mengulurkan tangan untuk membantu kita mengubah atau menutup kekurangan kita tersebut.

v Jendela yang buta, adalah hal-hal atau sikap kita yang tidak kita sadari tetapi dampaknya sangat dirasakan orang lain. Beberapa sikap kita yang egois dan mementingkan diri sendiri  tidak mudah kita sadari namun orang lain sangat merasakan dampaknya. Misalnya banyak orang mengatakan pandai mengemudi mobil namun tetap mendahului kendaraan lain pada tikungan tajam. Betapa banyak kita melihat orang-orang yang memarkir kendaraannya tanpa memedulikan apakah menghalangi orang lain atau tidak. Sering kita temui banyak orang-orang berebut tiket di depan sebuah loket yang penuh sesak. Tanpa disadari banyak sikap kita yang egois yang berdampak merugikan orang lain menjadi jendela yang buta bagi kita. Karakter pada jendela yang buta ini menjadi sangat berbahaya bagi diri kita karena kita tidak menyadari sehingga tidak mungkin mengubah. Akibatnya di samping merugikan orang lain pada akhirnya sebenarnya hal ini lebih merugikan diri kita sendiri. Kita ditinggalkan orang lain yang sudah tidak tahan dengan sikap dan kebutaan kita atas karakter tersebut.

v Jendela yang gelap, adalah hal-hal yang menjadi rahasia sang Ilahi, misalnya jodoh dan kematian. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita sampai kita menikah. Demikian pula kematian, kita boleh berharap berumur panjang namun kapan ajal menjemput tetap menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Jendela yang terakhir ini menjadi tempat kita menyerahkan diri kita hanya kepada-Nya dan setelah berusaha sekuat kemampuan kita. Kita harus bersyukur atas semua yang dikaruniakan Tuhan kepada kita. Tidak seharusnya kita merasa iri dengan rejeki atau sukses orang lain. Yakinlah bahwa Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita sesuai dengan ibadah kita masing-masing di dunia yang fana ini.

(Sumber : diambil dari Joseph Luth, “The Johari Windows”, Human Relation Training News, Vol 5. No.1 1961, halaman 6-7 dalam buku Gunadi Getol, Ph. D., “Managing Your Strenghts & Weaknesses, Mengubah Kelemahan menjadi Kekuatan)