PENDAPATAN NASIONAL
Konsep Dasar Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan salah
satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur laju pembangunan dan
perkembangan tingkat kesejahteraan suatu negara dari waktu ke waktu. Selain
itu, dengan pendapatan nasional, dapat diketahui arah, tujuan dan struktur
perekonomian di suatu negara.
Pendapatan nasional didefinisikan
sebagai jumlah barang-barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu
negara pada periode tertentu. Nilai pendapatan nasional yang dihasilkan
merupakan nilai pasar dari barang dan jasa. Dalam perhitungan pendapatan
nasional, yang dihitung hanyalah barang akhir (final goods) sedangkan barang antara (intermediary goods) tidak dihitung dalam pendapatan nasional. Untuk menghitung nilai pendapatan nasional,
ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu :
1.Pendekatan
Produksi (production approach)
Menurut pendekatan produksi,
pendapatan nasional dihitung berdasarkan jumlah nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan dari masing-masing sektor ekonomi pada periode
tertentu. Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu :
·
Pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan
·
Pertambangan dan
penggalian
·
Industri
pengolahan (manufaktur)
·
Listrik, air dan
gas
·
Bangunan
·
Perdagangan ,
hotel dan restoran
·
Pengangkutan dan
telekomunikasi
·
Keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan
·
Jasa lain-lain.
2.
Pendekatan Pendapatan (income approach)
Menurut pendekatan pendapatan,
pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan dari
masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu. Masing-masing faktor
produksi yang dimiliki akan memberikan pendapatan bagi pemilik faktor produksi
tersebut. Pemilik faktor produksi tenaga kerja akan memperoleh pendapatan dalam
bentuk gaji, pemilik modal akan mendapatkan bunga dari modal yang dimilikinya,
pemilik tanah akan memperoleh sewa, dan pemilik keahlian (skill) akan memperoleh laba. Untuk memperjelas perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan, perhatikan contoh tabel
berikut ini ;
Faktor produksi
|
Pendapatan
|
Nilai rupiah
|
Tenaga kerja
|
Uapah/gaji
|
Rp 400
|
Modal
|
Bunga
|
Rp 250
|
Tanah
|
Sewa
|
Rp 425
|
Keahlian
|
Laba
|
Rp 125
|
Jumlah
|
|
Rp 1.200
|
Dengan menjumlahkan pendapatan dari
masing-masing faktor produksi, dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan
nasional adalah Rp 1.200. Dalam perhitungan pendapatan nasional pendekatan
pendapatan, ada dua hal yang harus diperhitungkan meskipun tidak menjadi
penerimaan, yaitu penyusutan (depresiasi) dan pajak tidak langsung. Penyusutan
dimasukkan dalam perhitungan karena merupakan bagian pendapatan yang tidak
dibagikan kepada pemilik faktor produksi. Pajak tidak langsung merupakan pajak
yang beban pajaknya dapat digeserkan kepada pihak lain oleh wajib pajak,
misalnya pajak penjualan. Produsen yang menjadi wajib pajak akan menggeserkan
beban pajak penjualan kepada konsumen dalam bentuk menambahkannya pada harga
barang dan jasa yang dijual. Dengan demikian, maka dalam perhitungan pendapatan
nasional pendekatan pendapatan, variabel yang diperhitungkan terdiri dari :
·
Penyusutan barang
modal
·
Pajak tidak
langsung
·
Upah dan gaji
·
Bunga
·
Sewa
·
Laba perusahaan
perorangan
·
Dividen
·
Pajak perseroan
·
Laba tidak dibagi
3.
Pendekatan Pengeluaran (expenditure
approach)
Dalam pendekatan pengeluaran,
pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran masing-masing
pelaku ekonomi pada periode tertentu. Pengeluaran konsumen untuk membeli barang
dan jasa disebut dengan konsumsi(consumption).
Pengeluaran produsen untuk membeli alat dan bahan produksi disebut investasi (investment). Pengeluaran pemerintah
untuk membiayai penyelenggaraan negara disebut pengeluaran pemerintah (government expenditure). Transaksi
perdagangan internasional yang diwujudkan dalam bentuk selisih nilai ekspor dan
impor disebut dengan ekspor bersih.
Y = C + I + G +
(X-M)
Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional G
: Pengeluaran Pemerintah
C : Konsumsi X
: Ekspor
I : Investasi M
: Impor