Sabtu, 23 Februari 2013

TRANSMISI HARGA

                                                              Teori Elastisitas Transmisi

Analisis elastisitas transmisi harga adalah analisis yang menggambarkan sejauh mana dampak perubahan harga suatu barang disatu tingkat pasar terhadap perubahan harga barang itu di tenpat/tingkat pasar lainnya (Hasyim, 1994).
Rumus elastisitas transmisi harga adalah :

EtδPr/δPf . Pr/Pf


Pf dan Pr berhubungan linear dalam persamaan
Pf = a + b Pr, sehingga    δPf/δPr = b  atau    δPr/δPf = 1/b ,   dan Et = 1/b . Pf/Pr

Keterangan :
Et = Elastisitas transmisi harga
a  = Intersep (titik potong)
b  = Koefisien regresi atau slope
Pf = Harga di tingkat produsen
Pr = Harga di tingkat konsumen

Kriteria pengukuran yang digunakan pada analisis transmisi harga adalah (Hasyim, 1994) :
(1)     Jika Et = 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen sama dengan laju perubahan harga ditingkat produsen. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku tataniaga adalah bersaing sempurna, dan sistem tataniaga yang terjadi sudah efisien.
(2)     Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih kecil dibanding dengan laju perubahan harga di tingkat produsen. Keadaan ini bermakna bahwa pemasaran yang berlaku belum efisien dan pasar yang dihadapi oleh pelaku tataniaga adalah bersaing tidak sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopsoni atau oligopoli.
(3)     Jika Et > 1, maka laju perubahan harga di tingkat produsen. Pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pelaku tidak sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopoli dan oligopoli dalam sistem pemasaran tersebut serta sistem pemasaran yang berlaku belum efisien.

Rabu, 13 Februari 2013

KEMISKINAN

                                                                KEMISKINAN




Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memenuhi kebutuhan dasarnya, tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang terjadi di semua negara, baik negara yang memang miskin, maupun negara yang tergolong maju. Semua negara di dunia ini sepakat bahwa kemiskinan merupakan problema yang menghambat kesejahteraan dan peradaban.

Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk memperoleh: (1) pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, (2) perlindungan hukum; (3 rasa aman; (4) akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau; (5) akses atas kebutuhan pendidikan; (6) akses atas kebutuhan kesehatan; (7) keadilan; (8) berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik dan pemerintahan; (9) berinovasi; (10) berhubungan spiritual dengan Tuhan; dan (11) berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.
Menurut Nasikun (2006) kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Kemiskinan absolut merupakan apabila pendapatan dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.
3. Kemiskinan kultural mengacu pada persoalan hidup seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, dan tidak kreatif walaupun ada bantuan dari luar.
4. Kemiskinan struktural merupakan situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumberdaya yang terjadi dalam sistem sosial budaya dan sistem sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan.